PEMBUATAN PETA TEMATIK

Peta tematik (juga disebut sebagai peta statistik atau peta tujuan khusus) menyajikan patron penggunaan ruangan pada tempat tertentu sesuai dengan tema tertentu. Berbeza dengan peta rujukan yang memperlihatkan pengkhususan geografi (hutan, jalan, perbatasan administratif), peta-peta tematik lebih menekankan variasi penggunaan ruangan daripada sebuah jumlah atau lebih dari distribusi geografis. Distribusi ini bisa saja merupakan fenomena fizikal seperti iklim atau ciri-ciri khas manusia seperti kepadatan penduduk atau permasalahan kesehatan.

Peta Tematik adalah peta yang memperlihatkan data, baik secara kuantitatif maupun kualitatif dari unsure-unsur yang spesifik. Unsur-unsur tersebut ada kaitannya dengan detail topografi. Pada peta tematik, keterangan yang disajikan dalam gambar memakai pernyataan dan simbol-simbol yang memiliki tema-tema tertentu atau kumpulan tema-tema yang ada kaitannya antara satu dengan lainnya. Tema tersebut disajikan dalam bentuk yang berhubungan dengan unsure asli muka bumi atau unsure-unsur buatan manusia. Kadangkala bila diperlukan, peta tematik juga memperlihatkan situasi atau keadaan yang sebenarnya. Peta tematik dapat membantu perencanaan sautu daerah, unit administrasi, manajemen, usaha hutan, pendidikan, kependudukan, dan lain-lain.

Untuk membuat peta tematik dibutuhkan peta topografi. Data yang diambil dari peta topografi pada umumnya tidak semuanya, tetapi hanya beberapa unsur-unsur saja sesuai dengan kebutuhan pada peta tematik yang akan dibuat. Data atau informasi itu biasanya berupa batas daerah, sungai, kota-kota yang dianggap penting, jalan setapak, jalan raya, rel KA, titik-titik tinggi, serta hal-hal lainnya yang dianggap perlu.

Selain dari peta topografi, data dapat diambil melalui penelitian primer (survei) di lapangan maupun penilitian sekunder, seperti produksi pertanian pada musim tanam tertentu, kepadatan penduduk berdasarkan hasil sesus, persebaran pendidikan di daerah tertentu dan sebagainya. Penyajian data dalam peta tematik biasanya menggunakan simbol-simbol tertentu.


Membuat Peta Tematik dengan Menggunakan Simbol

Peta selalu dilengkapi dengan pemberian simbol-simbol yang merupakan generalisasi dari suatu benda atau bidang sebenarnya. Simbol hendaknya mudah digambar dan dibaca oleh pembaca peta atau users serta usahakan dibuat semenarik mungkin. Untuk lebih membuat simbol dan peta lebih menarik biasanya simbol-simbol tersebut diberi warna atau colouring. Simbol-simbol yang ditempatkan pada sebuah peta dapat dianalisa dan dapat menentukan tema dari peta tersebut.

Penggunaan simbol peta dari waktu ke waktu selalu berkembang mengikuti dan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan tentang perpetaan dan menyesuaikan pula dengan jenis peta sehingga memungkinkan simbol suatu seri peta berbeda dengan simbol seri peta lain. Simbol yang ada dalam sebuah peta hendaknya adalah simbol yang baik dan benar. Dalam buku “Desain dan Komposisi Peta Tematik” karangan Juhadi dan Dewi Liesnoor, disebutkan bahwa syarat simbol yang baik secara umum adalah:

1. · Sederhana
2. · Mudah digambar
3. · Mudah dibaca
4. · Mencerminkan data dengan teliti
5. · Berbentuk seragam dalam suatu peta ataupun peta seri
6. · Bersifat umum

Simbol pada dasarnya terbagi menjadi dua, antara lain:

Berdasar atas bentuknya:

1. Simbol titik
2. Simbol garis
3. Simbol area

a. Simbol Titik

Simbol titik digunakan untuk menggambarkan penyebaran berbagai fenomena di permukaan bumi. Simbol titik terbagi menjadi 2 bagian, yaitu bersifat kualitatif, misalnya suatu titik untuk menggambarkan letak suatu kota; bersifat kuantitatif yaitu titik tersebut diberi bobot angka, misalnya satu titik menggambarkan 100 ton produksi padi. Penggunaan simbol titik yang menggambarkan suatu fenomena tertentu sebaiknya dibuat dengan ciri-ciri yang cukup jelas dan mudah dimengerti oleh para pengguna peta.

b. Simbol Garis

Simbol garis digunakan memperlihatkan karakter fenomena, terutama yang bersifat kualitatif. Misalnya ,simbol garis menggambarkan jalan raya, jalan kereta api, sungai, batas administrative, dan sebagainya. Simbol garis juga dapat menggambarkan jumlah/ kuantitas suatu fenomena tertentu.

c. Simbol Area

Simbol area digunakan untuk mewakili suatu area dengan simbol yang mencangkup kawasan luasan tertentu, misalnya daerah rawa, hutan, padang pasir, bekas daratan, dan lain-lain.


Berdasar atas arti atau sifatnya:

1. Simbol kualitatif, yaitu simbol yang menyatakan keadaaan sebenarnya apa yang digambarkan dengan bentuk yang lebih sederhana. Simbol ini hanya mewakili unsur yang dimaksud baik berupa titik, garis, maupun luasan.

2. Simbol kuantitatif, yaitu simbol yang menyatakan keadaaan sebenarnya apa yang digambarkan dengan bentuk yang lebih sederhana dengan disertai dengan nilai atau kuantitasnya. Nilai atau kuantitas tersebut dapat menunjukkan ketinggian, jumlah, luas, dan sebagainya.

Simbol titik sendiri dapat terbagi menjadi tiga, yaitu:

1. Simbol Geometrik atau Abstrak, Simbol yang digunakan untuk mewakili suatu kenampakan muka bumi dengan bentuk yang abstrak, yang mudah digambar namun agak sulit diketahui maksudnya.

2. Simbol Piktorial, Simbol yang digunakan untuk mewakili suatu kenampakan muka bumi dengan bentuk yang mirip atau identik dengan bentuk asli kenampakan tersebut.

3. Simbol Huruf (Letter Symbol), Simbol yang digunakan untuk mewakili suatu kenampakan muka bumi yang khas atau khusus dengan huruf. Penggunaan simbol tersebut disesuaikan pula dengan jenis peta. Simbol ini mempunyai bentuk yang sangat sederhana dan sangat mudah di pahami, namun kebanyakan simbol ini kurang memiliki nilai keindahan ataupun kurang begitu artistik.

Simbol garis merupakan simbol yang digunakan untuk mewakili kenampakan muka bumi yang berupa garis, perhubungan, pemisahan, serta gerakan atau arus. Simbol dapat digolongkan menjadi 2, yaitu:

1. Simbol garis deskriptif yaitu simbol garis yang digunakan untuk menyatakan unsur yang sesungguhnya ada, bentuknyapun biasanya mirip dengan sesungguhnya

2. Simbol garis abstrak yaitu simbol garis yang digunakan untuk menyatakan unsur yang tak tampak, bentuknya menyesuaikan. Contoh:

- – - – - – - – - - : batas kecamatan

++++++++++ : batas propinsi

—————— : jalan setapak

Begitu pula dengan simbol luas, dibagi menjadi 2, antara lain:

1. Simbol luas yang deskriptif
2. Simbol luas yang abstrak

PENUTUP

Kesimpulan

Tidaklah mudah dalam pembuatan sebuah peta hingga menghasilkan peta yang baik dan benar. Tahapan dalam membuat peta secara umum adalah:

1. Perencanaan
2. Pencarian dan pengumpulan data
3. Pengolahan data
4. Penggambaran atau penyajian
5. Penggunaan peta

Simbol merupakan salah satu unsur peta yang sangat penting, simbol mempu memberikan nyawa pada peta sehingga peta menjadi lebih mudah dimengerti. Dalam pemberiannya, simbol kelompokkan menjadi 2 jenis:

1. Berdasar artinya terdiri dari simbol kualitatif dan simbol kuantitatif
2. Berdasar atas bentuknya, terdiri dari simbol titik, simbol garis, dan simbol area.
0 Responses